Penjelasan dari Ayah
Hingga suatu ketika, anak sulung yang umurnya masih berkisar 10 tahun mendekati ayahnya seraya menangis.
"Ayah! Aku ngga mau sekolah!" ujarnya sambil sesenggukan.
"Lho! Kenapa jagoan ayah ini?" Ayahnya mendekati dan menggendongnya untuk duduk dipangkuannya.
"Temanku selalu mendapat nilai baik dan menjadi juara kelas dengan mencontek!" rengeknya.
"Lalu, Jagoan ayah ini bersedih karena hal itu? Mencontek itu bukan hal tepat untuk dilakukan saat ujian." Ayahnya mengusap lembut pucuk kepala putra sulungnya.
"Mereka juga enak yah! Apa apa tinggal panggil pembantu, nanti apa yang diminta dateng! Aku ngga suka yah! Kenapa nggak panggil pembantu aja yah! Uang ayah juga banyak kan?" anak itu kian merengek.
Ayahnya hanya tersenyum, laju diajaknya anak itu pergi ke sebuah tempat. Dituntunnya anak itu melewati jalan terjal, berlumpur, masuk ke semak semak, dan berlumpur lagi.
"Ayah! Kakiku lecet, ayah hendak membawaku pergi kemana?" Lagi lagi ayahnya tersenyum.
Hingga sampailah mereka disuatu tempat yang sangat indah. Mata anak itu membelalak, dia terkejut betapa bagusnya pemandangan didepannya itu.
"Yah sungguh Indah sekali..."Anak itu sangat takjub.
"Nak, sebuah keberhasilan itu, melalui perjuangan yang sulit. Kita harus tetap berjalan dan fokus pada tujuan kita, apapun masalahnya dan rintangannya selagi kita masih berada pada jalan yang benar, pasti tujuan kita akan tercapai" Nasehat ayahnya.
"Ayah! Maafkan aku yaaa... Sekarang aku tahu apa yang harus kulakukan.." Yakin anak itu pada dirinya.
0 comments:
Post a Comment