468x60 Ads



TEKS CERITA FIKSI MBAH LANCING KARYA KELOMPOK LOVELY LADIES KELAS VII G

 

 ANGGOTA:

1. APRILLIA KHARISMAWATI

2. EKA SISWI PRAWESTI

3. DAYANA BATRISYA. K.D

 

Mbah Lancing

Mbah Lancing adalah putra dari Mbah Keti Joyo. Mbah Lancing memiliki nama asli Abullah Iman yang disebut Kyai Baji bin Dipodrono bin Keti Joyo.

Lancing artinya kain pengikat kepala. Semasa hidup, Kyai Baji gemar menggunkan ikat kepala saat pergi kemana-mana.

"Aku akan mengabdikan hidupku untuk menyebarkan agama Islam di wilayah ini," ucap Mbah Lancing atau Kyai Baji berbicara dengan ayahnya Mbah Keti Joyo.

      Dengan mendapatkan restu dari Ayahnya, Mbah Lancing memulai penyebaran Islam di pesisir selatan tanah Jawa.

"Ayo, kita kembangkan penyebaran agama Islam di wilayah ini", ucap Mbah Lancing kepada sahabatnya Mbah Kyai Marwi.

"Ayo, kita pergi ke desa-desa yang ada di sepajang pesisir pantai selatan tanah Jawa ini. Kamu ke arah barat aku ke arah timur," jawab Mbah Lancing.

      Bersama Mbah Kyai Marwi, Mbah Lancing merintis pemukiman di Desa Tlogo Mirit, Kebumen.

      Sepanjang hidupnya dihabiskan untuk penyebaran agama Islam dengan ciri khas kain batik saat pergi ke mana pun sehingga orang-orang kemudian memanggilnya dengan sebutan Mbah Lancing.

      Setelah sepuh dan tidak bisa melakukan aktivitas dakwah, Mbah Lancing pulang ke rumah orang tuanya. Tidak lama kemudian Mbah Lancing wafat. Mbah Lancing dimakamkan di Desa Mirit, di komplek pemakaman Wonoyudo-1.

       Pusara Mbah Lancing memiliki keunikan, yaitu berupa tumpukan jarit atau kain batik di atas makamny. Semua itu dilakukan oleh para peziarah untuk memberi penghormatan atas jasa-jasanya menyebarkan agama Islam di wilayah Urut Sewu.

 

0 comments:

Post a Comment

 
. © 2016 Design by Manisum | Sponsored by bkktkm - bkktkm - bkktkm