468x60 Ads



Sukses untuk lulusan SMPN 1 MIRIT

Beriman, Santun, Berprestasi dan Terampil

Guru-Guru SMPN 1 Mirit

Guru adalah Pamong, orang tua pengganti yang dipercaya mendidik siswa-siswinya

Staf Tata Usaha

Syukuran HUT Sekolah Ke-40

Prestasi Tiada Henti

Semangat Berprestasi

Seimbangkan jiwa dan raga

HUT Sekolah ke-40

Study Tour 2020

Study Tour ke Jatim Park


Aris Margono, M.Pd. Juara 1 Lomba Best Practice HUT PGRI Kabupaten Kebumen Tahun 2020, dan Juara 1 Lomba Guru SMP Inovatif Tingkat Kabupaten Kebumen Tahun 2021

0 comments

 

Bulan November 2020, keluarga besar PGRI Kabupaten Kebumen memperingati HUT PGRI ke-75 dan Hari Guru Nasional tahun 2020. Sebagai agenda tahunan, berbagai cabang lomba untuk guru dan karyawan di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen digelar untuk menyemarakkan kegiatan tersebut. Salah satunya adalah lomba best practice dengan tema pembelajaran daring di masa pandemi covid-19.

Best practice yang berjudul :

WEBSITE MADING DIGITAL SEKOLAH

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA 

DALAM MASA DARURAT PENYEBARANCORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)

MELALUI PENGUMPULAN TUGAS DALAM FORMAT E-PORTOFOLIO 

 

karya Aris Margono, M.Pd. berhasil menjadi juara 1 pada lomba tersebut.

Naskah best practice dapat dibaca dengan meng-klik ðŸ’“ tanda cinta ini

 

Selian itu, pada bulan September 2021 melalui best practice yang berjudul :

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MENULIS CERITA INSPIRATIF MENGGUNAKAN STRATEGI PEMODELAN MELALUI PEMBELAJARAN DARING KOMBINASI LURING PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 1 MIRIT  TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Aris Margono, M.Pd. berhasil menjadi juara 1 pada lomba PTK Inovatif dan Inspirataif Tahun 2021 yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen.

Semua itu merupakan dampak positif dari rutinitasnya menulis dan menjadi editor pada program inovasi unggulan MATALENTERA Perpustakaan Dunia Pustaka SMP Negeri 1 Mirit.

Naskah best practice dapat dibaca dengan meng-klik 💓 tanda cinta ini


Antologi Puisi Elegi Penerus Negeri

0 comments



Buku antologi puisi berjudul "Elegi Penerus Negeri" mengangkat tema nasionalisme. Buku ini ditulis oleh siswa SMP Negeri 1 Mirit. Ada 24 puisi karya siswa dari perwakilan masing-masing kelas yang dimuat dalam buku antologi puisi ini, dan beberapa puisi karya guru pembimbing.

Naskah selengkapnya 💓 klik tanda cinta kami ini





Musikalisasi Puisi Hujan Bulan Juni oleh Nabila

0 comments

HUJAN BULAN JUNI
Sapardi Djoko Damono

Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak 
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya 
Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu




 

3.3.9.a Koneksi Antar Materi - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

0 comments



Filosofi pendidikan menurut KHD (Ki Hadjar Dewantara) adalah  menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Untuk mewujudkan hal itu dalam mendidik siswa, guru berorientasi pada terwujudnya profil pelajar pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif, seperti dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Demi terwujudnya profil pelajar pancasila, guru dituntut untuk melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran berpihak pada murid, salah satunya dengan memberi kesempatan murid untuk mengemukakan pendapat. Kemudian memberi kebebasan membangun sendiri pengetahuannya, tidak selalu mengikuti keinginan gurunya. Inilah perwujudan dari merdeka belajar.

Sekolah juga harus menciptakan budaya positif yang dapat menumbuhkembangkan kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan murid. Hal ini sejalan dengan perupamaan guru sebagai  seorang petani yang menanam jagung misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung. Ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu tanaman jagung agar bisa tumbuh dan berbuah optimal.

Salah satu pemeblajaran yang berpihak pada murid adalah pembelajaran berdifernsiasi. Pembelajaran diferensiasi diawali dengan memetakan kesiapan, minat, dan profil belajar siswa. Atas dasar pemetaan itu dibuatlah diferensiasi konten, proses, dan produk. Dengan begitu, murid dapat belajar sesuai dengan kondisi dan kecenderuangan masing-masing. 

Selain pembelajaran yang berpihak pada murid, guru juga dituntut mampu untuk menyusun program yang berdampak ada murid. Penyusan program yang berdampak pada murid didasari oleh sumber daya yang dimiliki sekolah. Sumber daya itu, dapat dirinci sebagai berikut: 1) modal manusia, 2) modal sosial, 3) modal fisik, 4) modal lingkungan alam, 5) modal finansial, 6) modal politik, dan 7) modal budaya/agama. 

Semua modal aset yang dimiliki sekolah difokuskan untuk menyusun program yang berdampak pada murid, misalnya program LIERASI SEKOLAH. Program disusun menggunakan alur BAGJA. Setelah program tersusun maka dilaksnakan, dan dievaluasi. Dari pelaksanaan sampai dengan evaluasi hendaknya melibatkan murid. Jadi, baik secara langsung ataupun tidak, program yang disusun ini memberikan dampak bagi murid.  

Tugas 3.1.a.9 Koneksi Antar Materi pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

0 comments

t Sains//Selamat Datang di Sahaba

Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat  menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan  tumbuhnya kekuatan kodrat anak”

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.  Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.

Menilik perannya sebagai pemimpin pembelajaran, guru berorientasi pada terwujudnya Profil Pelajar Pancasila, yaitu pelajar yang beriman, mandiri, kritis, kratif, bergotong royong, dan berkebinekaan global. Namun, dalam melaksanakan perannya tersebut, guru sering dihadapkan dalam pengambilan keputusan yang mengandung dilema etika.

Secara umum, pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika dapat dikategorikan seabgai berikut :

1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Dilema etika adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan. Langkah-langkah yang dapat diambil oleh guru, saat mengahadapi pengambilan keputusan yang mengandung dlema etika, yaitu melalui 9 tahap pengujian, yaitu sebagi berikut :

1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

Ada 2 alasan mengapa langkah ini adalah langkah yang penting dalam pengujian keputusan. Alasan yang pertama, langkah ini mengharuskan kita untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diperhatikan, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama. Alasan yang kedua adalah karena langkah ini akan membuat kita menyaring masalah yang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial. Untuk mengenali hal ini bukanlah hal yang mudah. Kalau kita terlalu berlebihan dalam menerapkan langkah ini, dapat membuat kita menjadi orang yang terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan setiap kesalahan yang paling kecil pun. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika lagi.  

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu. Pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya membedakan bukanlah pertanyaan apakah ini dilema saya atau bukan. Karena dalam hubungannya dengan permasalahan moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya.  Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian seseorang akan tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini adalah analisis terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu yang akan datang.

4. Pengujian benar atau salah

·       Uji Legal

Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral.

·       Uji Regulasi/Standar Profesional

Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya,  seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.

·       Uji Intuisi=Berpikir berbasis peraturan

Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini.  Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.

·       Uji Halaman Depan Koran = Berpikir berbasis akhir

Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi dilema etika.

·       Uji Panutan/Idola= Berpikir berbasis perduli

Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda.

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi ini?

Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan hanya mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.

6. Melakukan Prinsip Resolusi

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?

  • Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

7. Investigasi Opsi Trilema

Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.

8. Buat Keputusan

Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

Setelah melalui 9 langkah pengujian dalam pengambilan keputusan yang mengadung dilema etika, guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat yakin dan mantap untuk melaksanakan keputusan yang diambilnya.

Sebagai bahan catatan, apabila keputusan yang diambil saat diuji legal, ternyata ada pelanggaran hukum maka dapat dipastikan, itu bukan permasalahan yang mengandung dilema etika, melainkan merupakan bujukan moral. Paradigmanya, bukan benar lawan benar lagi, melainkan benar lawan salah. Maka kita harus memilih yang benar.

Keputusan yang diambil akan sangat sulit dapat memuaskan semua pihak. Itu adalah hal yang wajar. Yang terpenting, sebagai peimimpin pembelajaran, seorang guru harus berani mengambil keputusan yang mengadandung dilema etika dengan pertimbangan utama, keputusan yang diambil memihak pada murid.

 

 

 
. © 2016 Design by Manisum | Sponsored by bkktkm - bkktkm - bkktkm