468x60 Ads



Sukses untuk lulusan SMPN 1 MIRIT

Beriman, Santun, Berprestasi dan Terampil

Guru-Guru SMPN 1 Mirit

Guru adalah Pamong, orang tua pengganti yang dipercaya mendidik siswa-siswinya

Staf Tata Usaha

Syukuran HUT Sekolah Ke-40

Prestasi Tiada Henti

Semangat Berprestasi

Seimbangkan jiwa dan raga

HUT Sekolah ke-40

Study Tour 2020

Study Tour ke Jatim Park


Showing posts with label BAHAN AJAR. Show all posts
Showing posts with label BAHAN AJAR. Show all posts

Catatan Penyelesaian. Rega Sondia A.A. Kelas IX A

0 comments

Catatan Penyelesaian - Kisah Inspirasi

CATATAN PENYELESAIAN

Untuk membiayai pendidikannya, seorang anak miskin menjual barang dari pintu ke pintu. Suatu hari, anak laki-laki ini benar-benar lapar tapi tidak punya uang untuk membeli makanan. Dia memutuskan untuk meminta sesuatu untuk dimakan ketika ia mengetuk pintu di rumah berikutnya.

Seorang wanita muda yang cantik membuka pintu tersebut, dan anak itu kehilangan keberaniannya. Akhirnya dia hanya meminta untuk diberi segelas air, ia terlalu malu untuk meminta makanan. Wanita muda tersebut membawakannya segelas susu, yang segera diminum dengan rakus oleh anak itu.

Anak itu bertanya berapa banyak dia berhutang. Tetapi wanita tersebut hanya tersenyum dan berkata bahwa ibunya telah mengajarinya untuk bersikap baik kepada orang lain. Dan ia tidak pernah mengharapkan imbalan apapun.

Anak itu meninggalkan rumah wanita tersebut dengan perut penuh dan hati yang penuh kekuatan baru untuk terus melanjutkan pendidikan dan terus bekerja keras. Namun setiap kali ia merasa ingin berhenti, ia teringat pada wanita itu. Seseorang yang telah menanamkan keyakinan baru dan ketabahan di dalam dirinya.

Bertahun-tahun kemudian, di sebuah kota besar, seorang ahli bedah ternama Dr. Mely dipanggil untuk berkonsultasi dengan seorang wanita paruh baya yang menderita penyakit langka. Ketika wanita tersebut mengatakan kepadanya nama kota kecil di mana dia tinggal, Dr. Mely merasa memori samar muncul dalam pikirannya. Kemudian, secara tiba-tiba Dokter itu tersadar. Dia adalah wanita yang telah memberinya segelas susu bertahun-tahun yang lalu.

Kemudian dokter melanjutkan konsultasi dengan menyediakan wanita itu perawatan yang terbaik dan memastikan dia mendapatkan perhatian khusus. Bahkan, ia mengerahkan seluruh kemampuannya sebagai seorang dokter untuk menyelamatkan hidup wanita tersebut.

Setelah lama dirawat di rumah sakit dengan melalui berbagai perawatan, wanita itu akhirnya siap untuk kembali ke rumah. Wanita itu sangat khawatir karena akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan pembayaran biaya perawatannya selama di rumah sakit. Penyakit serius yang dideritanya dan lamanya ia tinggal di rumah sakit telah menghasilkan tagihan yang cukup besar. Namun, ketika dia menerima surat tagihan, ia menemukan bahwa Dr. Mely telah membayar seluruh tagihannya dan menulis catatan kecil untuknya.

Dr. Mely menulis catatan seperti ini : “Sudah dibayar lunas dengan segelas susu”.

Pesan Moral : Teruslah berbuat kebaikan di dalam hidup anda. Bantulah orang lain walaupun anda hanya dapat memberikan bantuan kecil. Karena bantuan kecil yang anda berikan sangat berarti bagi orang lain. Percayalah, ketika suatu saat anda mengalami kesulitan, akan datang bantuan dari orang lain. Itulah balasan dari bantuan kecil yang anda berikan di masa lalu.
Apakah anda percaya bahwa kebaikan yang anda lakukan pasti akan terbalas, dan bagaimana pendapat anda tentang kebaikan ya tidak akan terputus?

Ibu Maafkan Anakmu. Chairunnisa. Kelas IX A

0 comments

Ibu, Maafkan Anakmu Halaman 1 - Kompasiana.com

Ibu Maafkan Anakmu

Suatu hari seorang ibu ingin meminjam uang kepada anaknya. Saat itu dengan suara rendah disertai rasa malu ibu berkata:
 "Nak,bolehkah ibu meminjam uang 100 ribu? Nak, ibu ada perlu buat beli beras."
Anaknya tidak langsung menjawab, dengan raut muka datar ia berkata :
 "Iya mak,nanti aku tanya istriku dulu."
Seakan berat untuk mengiyakannya,karena belum tentu istrinya mengiyakan. Ketika sang anak masuk kedalam rumah ia melihat dus susu anaknya masih ada bandrol harga Rp 50.000, kemudian ia merenung. Jika 1 dus habis 1 hari × 30 hari × 2 tahun : 36 Jt. Dia berfikir,waktu balita dia hanya diberikan ASI oleh ibunya,harganya tak terhingga,super steril,diberikan dengan penuh kasih sayang. Jika didapat oleh seorang anak selama 2 tahun berapa yang harus ia bayar?. Kemudian ia berbalik dan menatap wajah ibunya yang teduh walaupun telah dimakan usia.
   Ibu,dirimu telah memberikan semua kasih sayang,harta dan semuanya kepadaku tanpa pamrih,dan semua itu kuterima dengan GRATIS. Maafkan anakmu yang tidak tahu terima kasih ini yang tidak tahu balas budi,maafkan ibu,segera ia memeluk ibunya dan mengecup keningnya dan memberi uang Rp 3 Jt, sambil menangis ia berkata :
 "Ibu,jangan berkata meminjam lagi yaa,hartaku adalah juga milikmu,doakan anakmu ini agar selalu berbakti padamu."
Sambil berkaca-kaca ada air bening di pelupuk mata ibu,ia berkata :
 "Nak,setiap keadaan ibu selalu berdoa agar kita semua selalu dikumpulkan di dunia dan di surga nanti dalam bahagia."

Kisah Seorang Anak yang Berbakti Kepada Orang Tua. Retno Atpriyani. Kelas IX A

0 comments

Berkah Memuliakan Ibu | Republika Online

Kisah Seorang Anak yang Berbakti Kepada Orang Tua

Pada suatu hari saat aku sedang bertugas di sebuah klinik didalam rumah sakit ditempat kota ku tinggal, datanglah pasien yang merupakan seorang wanita yang sudah lanjut usia bersama anak lelakinya yang berumur sekitar 30 tahun itu kedalam klinik tempatku bertugas. Saat saya memperhatikan pasien beserta anak lelakinya tersebut, saya melihat bahwa si anak lelakinya ini memberikan perhatian yang ekstra kepada ibunya ini. Ia memegang tangan ibunya, kemudian ia merapihkan pakaian ibunya dan memberikan ibunya makan serta minum.

Setelah saya berbincang bersama anaknya mengenai  masalah kesehatan ibunya dan saya pun meminta ibunya untuk diperiksa. Setelah di periksa, aku bertanya kepada anak lelakinya mengenaik kondisi akal si ibu yang menurutku agak terlihat dan terasa janggal. Setelah saya bertanya, anak lelakinya itu pun menjawab, “Dia adalah ibuku, dok. Ibuku memiliki penyakit keterbelakangan mental sejak aku dilahirkan.” Ketika mendengar hal tersebut, rasa ingin tahuku pun semakin bertambah. Akupun kembali menanyakan beberapa hal kepada anak lelakinya itu, “Lalu, siapa yang merawatnya selama ini?” Dan anaknya itu langsung menjawab, “Aku yang merawatnya dokter.”

Mendengar hal tersebut aku merasa takjub dan juga terkejut, melihat seorang anak yang sangat berbakti kepada orangtua. Aku pun kembali mengajukan pertanyaan kepada anak itu, “Dan selama ini, siapakah yang memandikan dan mencuci pakaian ibumu?” Kemudian pemuda tersebut pun menjawab, “Aku menyuruh ibuku masuk ke kamar mandi untuk mandi sendiri. Aku menunggunya di luar pintu kamar mandi hingga ibuku selesai mandi. Setelah ia selesai mandi, aku memberikannya baju untuk dipakai. Pakaian kotor bekas ibuku pakai kemudia aku kumpulkan dan aku masukkan kedalam mesin cuci untukku cuci. Aku membelikan pakaian yang ibu butuhkan.”

Setelah mendengar semua itu akupun akhirnya menanyakan hal – hal lainnya lebih dalam tentang ibunya itu, “Mengapa kamu tidak mencarikan pembantu yang bisa mengurus ibumu?” Anaknya tersebut lalu menjawab, “Tidak dokter, pembantu tidak pernah memperhatikannya dengan baik. pembantu juga tidak bisa benar – benar memahaminya. Aku merasa khawatir dengan ibu, jadi aku memutuskan supaya aku yang merawat ibuku langsung. Karena ibuku itu seperti anak kecil. Ia tidak bisa melakukan hal – hal yang biasa dilakukan oleh orang dewasa normal lainnya. Dan akulah yang sangat memahami dan mengerti ibuku. Karena aku sudah mengurus ibuku hampir 20tahun lamanya.”

Mendengar semua itu, rasanya tenggorokan ku sakit. Tak kuat aku menahan haru mendengar kisah dan perlakuannya kepada ibunya itu. Sungguh benar – benar anak yang berbakti kepada orangtua. Akupun kembali mengajukan pertanyaan kepada anaknya itu, “Apakah sekarang kamu sudah menikah?”, “Alhamdulillah dok, saya telah menikah dan juga memiliki dua orang anak” jawabnya kepada ku. Aku pun bertanya lagi, “Berarti selama ini, istrimu juga membantu mu untuk mengurus ibu mu?” Lalu anak itu menjawab, “Iya dok, istriku membantu ku semampunya karena aku juga tidak ingin memaksakannya. Istriku yang memasak dan menyuapi ibu ku untuk makan. Ibuku sangat menyukai masakan istriku, dan ibuku juga sangat senang disuapi oleh istriku. Aku juga telah mendatangkan pembantu untuk membantu pekerjaan lain yang seharusnya istriku lakukan. Namun, aku selalu berusaha supaya aku bisa makan bersama dengan ibuku. Karena aku harus memperhatikan kadar gula yang ibuku makan. Karena, sudah dari dulu ibuku mengidap penyakit Diabetes. Oleh karena itu aku harus selalu memperhatikannya agar ibuku tetap sehat. Aku selalu bersyukur kepada Allah SWT karena aku dikelilingi oleh orang – orang yang menyayangiku dan juga ibuku. Allah SWT memang sangat baik.”

Mendengar semua itu aku semakin takjub dengan anak yang berbakti kepada orangtua ini beserta dengan istrinya. Saat aku memandang ke arah si ibu, aku tak sengaja melihat betapa rapih dan bersihnya kuku si ibu ini. Saat itu aku bertanya kembali kepada si anak, “Lalu siapakah yang memtong kuku ibumu ini? Aku melihat kukunya sangat rapih bersih dan terawat.” Kemudian si anak menjawab, “Aku dokter. Aku melakukannya karena ibuku tidak bisa melakukan apa – apa. Hanya itu yang bisa ku lakukan untuk membuat kukunya bersih.”

Saat kami sedang mengobrol, tiba – tiba sang ibu memandang ke arah anaknya itu dan bertanya kepada anaknya, “Kapan engkau akan membelikan aku kentang? Aku sangat ingin makan ketang. Aku lapar.” Tanya ibu tersebut kepada anaknya. Dan anaknya pun segera menjawab permintaan ibunya itu, “Tenanglah ibu, setelah semua ini selesai kita akan pergi ketempat makanan yang menjual kentang yang ibu inginkan. Ibu jangankhawatir, ya? Aku pasti akan membelikan ibu kentang.” Setelah mendengar hal tersebut ibunya pun terlihat kegirangan bahagia sambil melompat – lompat. Setelah itu, si anak menatap ku dan berkata kepadaku, “Dok, demi Allah… Saat aku melihat ibuku bahagia seperti itu aku sangat bahagia sekali. Bahagianya melebihi ketika aku melihat anak – anakku bahagia. Ibuku adalah orang paling berharga yang melahirkan ku kedunia ini dengan mempertaruhkan nyawanya.”

Akupun merasa iba dan tersentuh mendengar perkataan dari si anak yang berbakti kepada orangtua tersebut. Rasa tangis yang ku tahan ini adalas tangis haruku melihat mereka dan anaknya yang penuh kasih dan sayang itu. Setelah itu, aku pun kembali melihat –lihat berkas rekam medis ibunya tersebut memastikan bahwa semua nya telah aku tuliskan dengan lengkap. Rasa penasaranku pun kembali datang. Aku bertanya lagi kepada anak itu, “Apakah kamu memiliki kakak atau adik?”, “Tidak. Aku tidak memiliki kakak maupun adik, aku adalah putra semata wayang. Ibu ku diceraikan ayahku sebulan setelah mereka menikah. Hingga sekarang akupun tidak tahu siapa ayahku yang sebenarnya.” “Jadi selama ini kamu di rawat oleh ayahmu?”, tanyaku lagi kepadanya. Ia pun menjawab, “Tidak. Selama ini aku dirawat oleh nenekku. Dan nenekku juga yang merawat ibuku ketika aku masih kecil dulu. Namun nenek telah meninggal. Tapi aku yakin Allah SWT telah bersaama nenek di surga, karena kebaikan nenek yang tak terhingga. Nenek meninggal saat usiaku 10 tahun.”

Dan ketikaaku bertanya apakah ibunya merawatnya ketika ia sakit, iapun menjawabt tidak. Karena memang ibunya benar – benar tidak bisa melakukan dan tidak mengerti apapun. Setelah itu, aku menulis resep obat untuk ibunya itu. akupun menjelaskan tentang obat dan cara penggunaan obat tersebut. Setelah aku selesai menjelaskan semuanya, si anak tadi kemudian memegang tangan ibunya tersebut sambil tersenyum dan berkata kepadanya, “Mari ibu, sekarang kita sudah selesai. Ayo kita pergi untuk membeli kentang yang ibu inginkan itu. Terimakasih juga aku ucapkan karena ibu telah mau sabar menunggu.” Namun tak diduga ibunya malah menjawab seperti ini, “Tidaaakk.. Aku sudah tidak menginginkan kentang. Sekarang aku inginnya pergi ke Mekkah. Ayo kita ke Mekkah”. Akupun heran dengan jawaban ibunya itu, dan aku bertanya kepada ibunya itu, “Mengapa ibu ingin pergi ke Mekkah? Apa yang membuat ibu ingin pergi kesana?” Lalu ibunya itupun menjawab pertanyaanku dengan riang gembira, “Supaya aku bisa terbang di udara. Supaya aku bisa menaiki pesawat. Aku ingin naik pesawat. Ayo kita pergi ke Mekkah.” Mendengar hal tersebut, akupun kembali bertanya kepada anaknya itu, “Apakah kamu benar – benar akan membawa ibumu ke Mekkah?” Lalu anaknya itupun menjawab, “Iya, tentu saja aku akan membawanya. Aku akan mengusahakannya supaya ibuku bisa pergi kesana akhir bulan ini.”

Akupun mengatakan bahwa sebenarnya dalam agama tidak ada kewajiban umrah bagi ibuya dan aku bertanya mengapa ia tetap akan membawa ibunya tersebut untuk umrah. Anaknya itupun menjawab pernyataan dan pertanyaanku sambil tersenyum, “Memang tidak diwajibkan. Namun mungkin kebahagiaan yang aku rasakan ketika aku membawa ibuku pergi ke Mekkah merupakan kebahagiaan yang luar biasa bagi hidupku. Dan mungkin itu juga akan membuat pahala ku lebih besar daripada aku umrah dengan tidak membawa ibuku bersama ku.” Setelah menjawab pertanyaan terkahir dari ku anak itu pun berterimakasih kepadaku dan kemudian ia bersama ibunya bergegas meninggalkan klinik tempat ku praktik. Setelah itu, aku meminta kepada perawatku untuk meninggalkan ku sendiri diruangan dengan alasan karena aku lelah dan aku ingin beristirahat. Namun sebenarnya itu hanyalah alasanku saja, karena aku tak ingin perawat melihatku menangis. Perawat pun akhirnya meninggalkan ku sendiri diruangan. Saat perawat itu pergi, tak kuasa aku menahan airmata ku. Ketika itu pipiku terasa basah di banjiri oleh air mata haruku melihat seorang anak yang sungguh – sungguh berbakti kepada orangtua itu. Akupun menangis sejadi  – jadinya aku mengeluarkan seluruh perasaan yang ku rasakan didalam hatiku ini. Aku pun berkata kepada diriku sendiri, “Begitu berbakti kepada orangtua anak itu. Ia sangat berbakti kepada ibunya, ibunya yang tidak pernah sepenuhnya menjadi ibu yang sesungguhnya seperti ibu – ibu normal lainnya. Namun kasih sayang yang dimiliki aka itu untuk ibunya sungguh tidak terbatas. Sungguh benar – benar anak yang sangat berbakti kepada orangtua. Semoga Allah SWT selalu memberikan anak yang berbakti kepada orangtua tersebut kesehatan, rezeki, serta kebahagiaan agar anak yang berbakti kepada orang tua tersebut bisa memberikan semua yang ia miliki kepada ibunya itu.”

Ibunya yang mengandung dan melihairkan anak itu, namun tak pernah sekalipun ibunya itu merawatnya, menggendongnya dengan enuh kasih sayang, mengurusnya ketika ia sakit, mengajarinya membaca menuulis, berjalan, menghitung, berbicara, dan tidak pernah melakukan hal yang seharusnya seorang ibu lakukan kepada anaknya. Namun anaknya itu adalah sebuah anugrah yang paling berharga yang ibu nya lahir kan kedunia ini. Pemberian luar biasa dari Allah SWT kepada sang ibu yang memiliki keterbelakangan mental seperti itu.

Batu, Krikil, dan Pasir. Hadi Mulyono. Kelas IX A

0 comments

Batu, Kerikil, dan Pasir | Cerita Motivasi @ IphinCow.com


BATU, KERIKIL, DAN PASIR

Pada awal kelas filsafat di universitas, profesor berdiri dengan beberapa item yang terlihat berbahaya di mejanya. Yaitu sebuah toples mayonaisse kosong, beberapa batu, beberapa kerikil, dan pasir. Pelajar memandang benda-benda tersebut dengan penasaran. Mereka bertanya-tanya, apa yang ingin profesor lakukan dan mencoba untuk menebak apa yang akan terjadi.

Tanpa mengembalikan sepatah kata apapun, profesor mulai meletakkan batu-batu kecil ke dalam toples  mayonaisse satu per satu. Para siswa pun bingung, namun profesor tidak memberikan penjelasan terlebih dahulu. Setelah batu-batu itu sampai ke leher tabung, profesor berbicara untuk pertama kalinya hari itu. Dia bertanya kepada siswa apakah mereka pikir toples sudah penuh. Para siswa setuju bahwa toples tersebut sudah penuh.

Profesor itu lalu mengambil kerikil di atas meja dan membuka menikahkan kerikil tersebut ke dalam toples. Kerikil kecil ini menemukan celah di antara batu-batu besar. Profesor itu kemudian mengguncang toples ringan ini untuk kerikil diselesaikan pada celah yang tersedia di dalam stoples. Ia kemudian meminta kembali kepada siswa apakah toples itu sudah penuh, dan siswa kembali toples itu sudah penuh.

Para siswa sekarang tahu apa yang akan dilakukan profesor selanjutnya, tetapi mereka masih tidak mengerti apa yang harus dilakukan profesor. Profesor itu mengambil pasir dan menuangkannya ke dalam toples mayones. Pasir, seperti yang diharapkan, mengisi setiap ruang yang diterima dalam stoples. Profesor bertanya terakhir pada murid-muridnya, apakah toples sudah penuh, dan tanya lagi: YA.

Profesor itu kemudian menjelaskan bahwa toples mayones adalah analogi untuk kehidupan. Dia menyamakan batu dengan hal yang paling penting dalam hidup, yaitu: Kesehatan, pasangan kamu, anak-anak kamu, dan semua hal yang membuat hidup yang lengkap.

Dia kemudian membandingkan kerikil untuk hal-hal yang membuat hidup Anda nyaman seperti pekerjaan Anda, rumah Anda, dan mobil Anda. Akhirnya, ia menjelaskan pasir adalah hal-hal kecil yang tidak terlalu penting di dalam hidup Anda.

Profesor menjelaskan, mengganti pasir terlebih dahulu di toples akan menyebabkan tidak ada ruang untuk batu atau kerikil. Demikian pula, mengacaukan hidup Anda dengan hal-hal kecil akan menyebabkan Anda tidak memiliki ruang untuk hal-hal besar yang benar-benar berharga.

Sekantong Bibit Kacang Tanah. Cherlita Musriyaroh. Kelas IXA

0 comments


Sekantong Bibit Kacang Tanah | Cerita Motivasi @ IphinCow.com

Sekantong Bibit Kacang Tanah

Dikisahkan, ada seorang gadis muda yang bertekad membantu desa asalnya yang miskin dan terbelakang. Dia rajin mengusahakan segala daya upaya untuk bisa menghasilkan uang guna membeli buku dan perlengkapan sekolah anak-anak di sana. Tetapi, sehebat apapun usahanya, terasa masih saja serba kekurangan.

Hingga suatu hari, dia mendapatkan janji bertemu dengan seorang kaya di kota, dengan harapan si tuan kaya mau memberi sumbangan uang. Setelah bertemu, si gadis muda menceritakan keadaan desanya dan sarana pendidikan yang jauh dari memadai serta memohonkan bantuan untuk mereka.
Dengan nada bosan dan tidak bersahabat, tuan kaya berkomentar santai, “Gadis muda. Kamu salah alamat. Di sini bukan badan amal yang memberi sumbangan cuma-cuma. Kalau memang anak-anak desamu tidak bisa sekolah, ya itu nasib mereka. Kenapa aku yang harus membantu?”

Tampak dia tidak mempercayai sedikitpun ketulusan gadis muda di hadapannya. Dengan pandangan tidak berdaya dan putus asa, si gadis tahu, usahanya telah gagal.

Tetapi sebelum pergi, dia mencoba berusaha yang terakhir, “Tuan, kalau boleh, apakah saya bisa meminjam sekantong bibit unggul biji kacang yang tuan hasilkan selama ini? Anggaplah hari ini tuan telah membantu kami dan saya berjanji tidak akan mengganggu tuan lagi.”

Dengan heran dan karena ingin segera mengusir si gadis, tanpa banyak cakap, segera diberinya sekantong bibit kacang tanah yang diminta. Sepulang dari sana, si gadis memulai gerakan menanam biji kacang tanah di atas tanah penduduk miskin, dengan tekad sebanyak satu kantong biji kacang tanah, akan menghasilkan kacang sebanyak yang bisa tumbuh di sana.

Usahanya berhasil. Dan beberapa saat setelah panen, si gadis kembali mendatangi si hartawan, “Tuan, saya datang kemari dengan tujuan untuk mengembalikan sekantong biji kacang tanah yang saya pinjam waktu itu.”

Lalu si gadis menceritakan keberhasilan mereka menanam hingga memanen, dari sekantong biji kacang menjadi sebanyak itu. Si tuan kaya terkesan dengan hasil usaha dan ketulusan si gadis muda dan berkenan datang ke desa meninjau.

Dia sangat terkesan dan kemudian malahan menyumbangkan alat-alat pertanian, mengajarkan cara bertani yang baik, dan membeli semua hasil panen yang dihasilkan desa tersebut. Tiba-tiba kehidupan di desa itu berubah total. Mereka mampu menghasilkan uang, hidup lebih sejahtera, dan mampu membangun sekolah untuk pendidikan anak-anaknya. Sungguh perjuangan seorang gadis muda yang membanggakan dan nyata! Tidak ada usaha yang sia-sia! Seluruh penduduk desa selalu bersyukur dan berterima kasih atas jasa si gadis muda.

Kehidupan di dunia ini sangat realistis. Saat kita dalam keadaan lemah, mundur, gagal, banyak orang mencemooh kita. Saat kita ingin memulai usaha atau ada ide-ide baru yang mau kita kerjakan, ada saja orang yang tidak mau membantu tetapi meremehkan, menghina dan memandang sebelah mata. Ya, tidak usah marah, dendam ataupun membenci. Lebih baik siapkan segalanya secara maksimal dan perjuangkan sampai berhasil. Setelah ada bukti sukses baru orang akan percaya dan lambat atau cepat akan memberi pengakuan pada kita.

Tapi jangan heran, saat kita sukses ada pula orang yg menunggu kapan kita jatuh. Maka yang paling utama adalah sikap kita. Sewaktu kita gagal dan diremehkan tidak marah. Sewaktu kita sukses, tidak lupa diri. Walaupun sukses tetap rendah hati dan bersahaja. Dan, tetap optimis menciptakan kesuksesan yang lebih besar.

Sukses Berawal dari Kegagalan. Herlin Anggun. Kelas IXA

0 comments


My Soul: Gagal dan Sukses

Sukses Berawal dari Kegagalan

Alkisah, suatu sore, ada seekor burung tekukur pergi untuk mencari makanan di ladang, tempat para petani sedang memanen hasil ladangnya. Saat itu, sang tekukur berusaha untuk memperoleh makanan sebagai pengganjal perut di malam hari. Dengan serius, tekukur tersebut terus mencari butiran padi yang terjatuh saat para petani panen.

Beberapa saat kemudian, tekukur tersebut kaget karena ternyata ia telah masuk perangkap yang dipasang oleh seorang petani. Ia lalu berjuang untuk bisa melepaskan diri dari perangkap. Usaha demi usaha terus ia lakukan agar bisa melepaskan diri dari perangkap.

Ia mengumpulkan semua tenaganya, lalu berusaha terbang sekuat mungkin dengan harapan bisa meloloskan diri. Namun, seluruh usahanya sia-sia. Perangkap yang dipasang oleh petani sangat kuat dan sangat sulit untuk dijebol.

Siang malam ia selalu berusaha keras untuk melepaskan diri dari perangkap. Namun usahanya tetap tidak pernah berhasil. Meskipun semenjak terperangkap ia tidak makan apa-apa, ia mengerahkan sisa tenaganya untuk berusaha melepaskan diri. Akhirnya, ia berhasil meloloskan diri dari perangkap sebelum petani datang melihat perangkapnya.

Setelah berhasil melepaskan diri dari perangkap, ia lalu terbang setinggi mungkin karena senang bisa berhasil meloloskan diri dari perangkap maut. Saat terbang pun, kecepatannya jauh lebih kencang dari burung tekukur lain. Seekor tekukur lain yang sedang terbang berusaha menghampirinya karena ia sangat heran mengapa tekukur itu terbang lebih tinggi dan lebih kencang darinya, padahal mereka dari jenis yang sama.

Ketika berhasil mendekat, ia berkata, “Hai, Sobat, mengapa engkau bisa terbang setinggi dan secepat ini, sampai-sampai saya sangat kewalahan untuk mengejarmu.”

“Saya pernah terperangkap jerat petani. Saat terperangkap, saya selalu berusaha untuk terbang dengan menggunakan semua kekuatan yang saya miliki. Saya berusaha untuk terbang lebih kencang daripada biasanya. Seandainya saya tidak pernah terperangkap, saya juga tidak akan tahu bahwa sebenarnya kita juga bisa terbang setinggi elang dan secepat elang menyambar anak ayam di tanah,” jawab si burung tekukur.

Sukses adalah impian semua orang tanpa kecuali. Orang kaya pun tetap menginginkan kesuksesan, terlebih orang yang hidupnya pas-pasan. Semua orang berlomba-lomba untuk mencapai kesuksesaan. Namun, hanya sebagian saja yang bisa mencapai kesuksesan.

Mereka yang mencapai kesuksesan adalah orang yang selalu kuat menerima setiap kegagalan dalam perjalanan menuju kesuksesan. Sukses akan menjadi milik orang yang selalu kuat dalam menerima segala risiko dari perjuangannya.

Tidak pernah ada kesuksesan yang tercapai jika tidak pernah ada kegagalan. Sukses tercapai jika orang selalu siap menerima semua risiko, baik kecil maupun besar. Orang yang mencapai kesuksesan sejati adalah mereka yang selalu bersedia belajar dari setiap kegagalannya.

Sesungguhnya, kesuksesan adalah kegagalan, dan kegagalan adalah kesuksesan. Kesuksesan dan kegagalan adalah selembar mata uang yang semua sisinya bernilai sama. Oleh karena itu, kita tidak perlu takut terhadap kegagalan. Kegagalan akan selalu ada. Kegagalan adalah suatu kondisi yang bertujuan untuk menyadarkan kita agar berbuat lebih baik, bukan untuk membunuh kita.

Jika menginginkan kesuksesan, kita harus bersedia menerima kegagalan. Jangan minder jika gagal. Jangan pernah putus asa jika mengalami kegagalan. Jangan pernah mati bila gagal.

Anak Seorang Pemulung Jadi Dokter. Amaliah Nur Fitriani. Kelas IX C

0 comments

         Gadis Pemulung Yang Menjadi Dokter | RUMAH YATIM INDONESIA                                           

Anak Seorang Pemulung Jadi Dokter

            Delapan belas tahun lalu adalah hari terberat yang pernah ada dalam hidup Anjali. Seorang anak gadis yang hidup dalam kemiskinan, tinggal di bantaran kali dengan rumah terbuat dari kardus harus rela melepaskan kepergian sang Ibu tercinta. Ia sangat mencintai Ibunya lebih dari apa pun, tak pernah sepatah kata pun ia membantah perintah Ibunya, baginya Ibu adalah jantung kehidupannya. Ibunya pun sangat mencintai nya lebih dari apa pun, terbukti dengan bagaimana Ibu Anjali berusaha, bekerja siang malam mengelilingi kota memulung sampah, botol, dan kardus-kardus bekas yang akan di jual demi sesuap nasi dan menyekolahkan Anjali. Anjali merasa sangat berdosa besar jika harus melawan orang tua apalagi menyakiti hati Ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya dengan segala keterbatasan. Karena itu Ia berjanji pada dirinya tidakan pernah sedikit pun berani melawan dan menyakiti Ibunya yang sudah tua dan bungkuk
            Anjali tidak pernah malu jika sang Ibu mengantarnya ke sekolah dengan pakaian lusuh, kusut dan penuh tambalan, bahkan dengan penuh kebanggaan terlihat dari wajahnya karena ia masih memiliki seorang Ibu yang sangat mencintainya sejak ia menghirup udara dunia, walau Ayahnya telah pergi meninggalkannya ketika ia masih berumur dua tahun akibat kecelakaan. Demi membahagiakan Ibunya ia belajar sungguh-sungguh, ia pun selalu menjadi juara kelas bahkan sesekali juara umum. Baginya mungkin hanya dengan prestasi sekolah yang bisa membahagiakan Ibunya, hanya itu yang bisa ia berikan kepada sang Ibu, karena dengan itu juga ia sedikit mendapat keringanan dalam biaya sekolah. Kadang jika Ibunya sakit ia pergi keliling kota, memulung mencari botol dan kardus bekas di tempat pembuangan sampah, bahkan tak jarang ia terjerembab ke dalam tumpukan sampah karena tubuhnya SD nya yang masih kecil.
            Sehabis sekolah menjaga sebuah toko sebagai uang tambahan membeli buku sekolah atau buku yang sangat ia inginkan. Baginya dengan berusaha dan bekerja keraslah keinginannya akan terwujud. Ia sangat beruntung memiliki orang tua yang peduli akan pendidikan anaknya, ia kadang sering menangis sendiri dalam malam gelap gulita sebelum azan subuh, ia selalu terpikirkan dengan anak-anak yang senasib dengannya yang hidup jauh di bawah garis kemiskinan namun hanya ia yang mampu sekolah. Ia pun kadang menyempatkan waktu mengajarkan kawan-kawan sekitar rumahnya pelajaran matematika tanpa dibayar sesen pun, dengan begitu ilmunya semakin melekat, berkah dan bermanfaat.Janji-janji yang ia buat, yang ia sampaikan di tengah malam pada Tuhan pada umur 12 tahun kini terpenuhi. Anjali dulu gadis kecil yang miskin dan kumuh kini sudah menjadi gadis dewasa yang cantik, baik dan kaya raya namun sederhana. Ia telah mewujudkan cita-citanya atas izin Tuhan melewati ujian-ujian besar dalam hidupnya. Baginya pendidikan tidak hanya diperuntukkan orang kaya, siapa pun boleh bercita-cita. Di umurnya yang masih muda (27) Ia menjadi dokter spesialis kanker ternama di rumah sakit terbesar di Jakarta dan menjadi dosen tetap di Universitas terkenal di jakarta. Ia membangun yayasan sosial untuk anak-anak miskin dann terlantar. Dengan kerendahan hati, ia bersama teman-teman dan bawahannya melakukan pos kesehatan keliling gratis ke daerah-daerah yang kehidupannya sangat memprihatinkan. Ia mampu menyelesaikan sarjana kedokterannya di Universitas terkenal dan ternama di Jerman, bahkan menjadi wisudawan terbaik dan banyak rumah sakit besar di Jerman dan menawarkan dirinya. Tapi ia lebih memilih tanah air yang telah membesarkannya, tempat ia dibesarkan bersama Ibunda tercinta, tempat dimana banyak nyawa orang miskin yang terancam kematian tanpa pengobatan. 

Seorang Ayah. Marko Pratama Putra. Kelas IX B

1 comments


 Kata Hati yang Terpendam Dari Seorang Ayah Untuk Anaknya ...

Seorang Ayah

Seorang Ayah masuk ke dalam kamar anaknya yang telah tidur pulas. Sang ayah merasa bersalah dan hendak menyesali segala perbuatanya. Selama ini ayah selalu bersikap kasar kepada anak semata wayangnya. Sang ayah selalu menemukan kesalahan pada anaknya. Sang ayah mengharapkan kepada anaknya untuk menjadi lebih baik.

Dan ketika malam hari sang ayah mengajak anaknya untuk makan malam bersamanya. Ketika terdengar ketukan piring dan sendok, sang ayah pun mulai bicara "Nak apakah kamu sudah mempersiapkan bekal ilmumu untuk menghadapi ujian yang akan datang".
"Sudah ayah, tenang saja anak ayah ini kan cerdas tidak usah report-report belajar pasti bisa mengerjakan kok".

Suatu hari ujian telah tiba. Dia merasa sedih dan kecewa pada saat pengumuman bahawa dia tidak lulus. Dan sesungguhnya seseorang yang menasehatimu dengan jalan yang benar adalah ia orang yang benar-benar tulus sayang padamu. Dan kecerdasan seseorang akan hilang jika ia tidak bisa pandai-pandai menjaganya dengan tetap belajar.



 
. © 2016 Design by Manisum | Sponsored by bkktkm - bkktkm - bkktkm