468x60 Ads



FILM DOKUMENTER GURU


KERJAKAN YANG KITA TULIS, TULIS YANG KITA KERJAKAN
Naskah Film Dokumenter Karya Aris Margono 
 
        Pak Aris adalah seorang guru yang tinggal di rumah sederhana dengan istri tercinta dan seorang anak perempuannya yang masih duduk di bangku kelas enam SD. Mengawali hari, ia bangun tidur pukul 03.00 wib, kemudian pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka sekalian berwudhu. Usai wudhu, menuju ke ruang depan atau ruang tamu rumahnya untuk menghidupkan laptop lalu menulis satu atau dua paragraf atau kadang lebih sesuai dengan mood-nya. Pak Aris menulis apa saja yang ingin ditulisnya. namun, yang sering ia tulis adalah puisi, cerpen, novel, atau kadang best practice.

Ruang tamu yang tidak seberapa luas itu menjadi tempat yang serba guna bagi Pak Aris. Tempat untuk memajang buku-buku koleksinya, menjadi ruang kerja, tempat shalat, dan juga kadang tempat untuk makan. Seperti malam itu, usai memabaca ulang dan mengedit BAB I best practice yang dibuatnya untuk mengikuti lomba PJJ Inspiraif dalam rangka HUT PGRI Ke-76 dan Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2021.  Pak Aris shalat malam (tahajut, hajat, witir) , lalu makan sahur untuk puasa sunah Senin Kamis yang rutin ia amalkan.

Pak Aris bukan orang alim, Gus, apalagi Kyai. Ia hanya seorang guru SMP yang sederhana yang mencintai agamanya. Berusaha istiqomah mengamalkan ajaran dan anjuran agama yang ia rasa dapat memberikannya ketenangan jiwa. Pergi ke masjid untuk menunaikan shalat lima waktu secara berjamaah, ia agendakan rutin mengikutinya terutama pada waktu subuh, asar, dan isha meskipun jarak rumahnya dari masjid cukup jauh sehingga ia merasa perlu naik motor untuk sampai ke sana.

Pada waktu subuh, sepulang dari shalat berjamaah di masjid, Pak Aris rutin membaca surat Arrahman. Pagi menjelang siang, saat matahari sepenggalah dan ia sudah berada sekolah, ditunaikankannya shalat duha di mushola sekolah untuk kemudian dilanjutkan dengan membaca surat Waqingah. Saat tiba waktu magrib, ia shalat berjamaah dengan istri dan anaknya di ruang tamu rumahnya, kemudian membaca surat Al Mulk, dan mengajari anak dan istrinya membaca alquran dengan tajwid yang benar dan irama yang enak didengar, serta memaknainya dalam bahasa Indonesia. Khusus malam jumat, dibacanya surat Yasin dan tahlil, mengirim doa untuk keluarganya yang sudah berada di alam barzah.

Pagi itu, hari Senin. Pak Aris sudah terlihat rapi mengenakan PSH (Pakai Seragam Harian) berwarna abu-abu dengan papan nama di dada sebelah kiri dan lencana Korpri di dada sebelah kanan tepat di atas saku baju PSH-nya.  Tas punggung warna hitam berisi laptop dan beberapa berkas mengajar ada di dalamnya. Ia sudah siap berangkat ke sekolah dengan rasa optimis untuk melaksanakan tugas mengajar yang sudah menjadi panggilan jiwanya.

Seperti biasa, pagi hari sebelum KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dimulai, semua guru dan karyawan berkumpul di ruang guru untuk mengikuti koordinasi yang dipimpin oleh Bu Tri selaku kepala sekolah tempat Pak Aris bekerja. Koordinasi diawali dengan berdoa yang dipimpin oleh salah satu guru, dilanjutkan dengan evaluasi kegiatan rutin, dan info dinas serta penyampaian rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Saat koordinasi berlangsung, dari pengeras suara yang terpasang di beberapa sudut bangunan sekolah terdengar lagu-lagu kebangsaan yang diputar dari ruang tata usaha.

Koordinasi selasai, Bapak/Ibu guru bergegas ke kelas untuk mengajar sesuai jadwal mereka masing-masing. KBM hanya sampai jam ke empat karena masih PTM  (Pembelajaran Tatap Muka) terbatas. Siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ganjil dan kelompok genap. Mereka secara bergantian mengikuti PTM, jika hari ini yang PTM kelompok ganjil, maka kelompok genap PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dari rumah.

Usai bel jam terakhir terdengar, Pak Aris menemui seniornya yang bernama Pak Yayit untuk minta kesedian beliau memberi koreksi dan masukkan pada pembelajaran yang beberapa minggu lalu dilakukan saat pembelajaran masih daring murni, belum ada PTM terbatas. Rencananya, pak Aris akan menuliskan pembelajaran itu menjadi best practice.

“Pak Yayit, saya membuat RPP Berdiferensiasi, sudah saya ajarkan di beberapa kelas, dan sudah saya videokan, ini videonya. Nah, rencananya akan saya buat menjadi best practice. Kalau berkenan mohon Pak Yayit memberi masukan!” ujar Pak Aris menyampaikan maksud hatinya pada Pak Yayit, rekan kerja yang dirasa sefrekuensi dengan dirinya untuk urusan tulis menulis.

“Oh, begitu Pak Aris. Ini bagus sekali. Ada lembar observasinya Pak Aris?” tanya Pak Yayit merespon dengan baik dan senang atas permintaan Pak Aris.

“Oh, ya, sudah saya siapkan. Silahkan Pak,” jawab Pak Aris, sambil mengambil lembar observasi dan menyerahkannya pada Pak Yayit.

“Ya, siap, siap Pak Aris,” kata Pak Yayit, setelah menerima dan membaca lembar observasi yang diberikan oleh Pak Aris.

Mereka berdua kemudian menyaksikan rekaman video pembelajaran berdiferensiasi yang sudah dipraktikkan oleh Pak Aris. Dengan cermat dan teliti, Pak Yayit mengamati dan menyimak tahapan-tahapan pembelajaran serta percakapan yang ada di dalam rekaman video pembelajaran berdiferensiasi itu. Tanda cheklist diberikan pada kolom pertanyaan atau pernyataan yang ada di lembar observasi saat kegiatan yang ditanyakan atau dinyatakan itu muncul atau dilakukan. Selain tanda cheklis ada juga beberapa pertanyaan yang harus dijawab dengan uraian. Semua dilakukan oleh Pak Yayit dengan sangat baik dan teliti demi untuk dapat memberikan koreksi dan masukan yang objektif pada Pak Aris.

“Pak Yayit, terimakasih ya, telah diobservasi. Mohon masukkan, kritik atau koreksi, apa pun untuk perbaikan pengajaran saya!” pinta Pak Aris setelah video pembelajaran berdiferensiasi itu selesai diputar dan Pak Yayit juga sudah selesai mengisi lembar observasi.

“Baik, terimaksih Pak Aris. Untuk pembelajaran, itu terjadi pembelajaran yang komunikatif dan efektif. Termasuk ada tindak lanjut dari Pak Aris. Tadi sudah diberikan semacam tugas. Dan, secara keseluruhan sudah good very good,” ungkap Pak Yayit yang semua bernada positif.

“Terimakasih Pak Yayit,” sahut Pak Aris seraya menyodorkan tangan mengajak bersalaman yang disambut oleh Pak Yayit dengan salam semangat.

“Ya, selamat Pak Aris,” ucap Pak Yayit mengakhiri forum ilmiah sederhana mereka siang itu.

Dengan perasaan penuh semangat untuk membuat best practice pembelajaran berdiferensiasi pada materi menulis cerpen di kelas IX B SMP Negeri 1 Mirit tahun pelajaran 2021/2022 guna diikutkan pada lomba PJJ Inspiratif dalam rangka HUT PGRI Ke-76 dan Hari Guru Nasional Tahun 2021, Pak Aris pulang ke rumah. Istrinya yang juga baru saja pulang kerja dan langsung menjemput anak mereka di tempat les bahasa Inggris yang berada di dekat sekolah anaknya itu, mereka berdua sudah terlihat berdiri kompak di depan pintu untuk menyambut kepulangan Pak Aris saat terdengar suara mobil yang dikendarai Pak Aris memasuki garasi rumahnya yang sempit dan penuh dengan barang-barang.

“Kerjakan yang Kita Tulis, Tulis yang Kita Kerjakan,” sebuah kalimat bijak yang Pak Aris dengar dari pengawas pembina sekolahnya, beliau Bapak Adhi telah memberikan spirit yang luar biasa pada diri Pak Aris untuk terus menulis dan berkarya. Juga motivasi tak henti dari Bu Tri, kepala sekolahnya dengan sebuah ungkapan yang memberikan sugesti begitu kuat pada Pak Aris, “Membacalah maka kita akan mengenal dunia, dan menulislah maka dunia akan mengenal kita.” 

 Tonton videonya dengan meng-klik 💓 tanda cinta ini

     


 

0 comments:

Post a Comment

 
. © 2016 Design by Manisum | Sponsored by bkktkm - bkktkm - bkktkm